“Berbuka-lah dengan yang manis”
Kalimat tersebut rasanya sudah tidak asing lagi ditelinga. Makanan atau
minuman manis memang lebih cepat dirubah menjadi energi, namun alangkah
bijaknya bila kita memperhatikan jenisnya. Makanan manis yang dimaksud
adalah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, bukan karbohidrat
sederhana.
Seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah, beliau berbuka puasa dengan memakan buah kurma. Mengapa?
bila kita telaah lebih lanjut, ternyata buah kurma mengandung
karbohidrat kompleks. Saat berpuasa, kadar gula dalam darah menurun.
Karbohidrat kompleks yang kita konsumsi saat berbuka sangat baik untuk
meningkatkan glikogen perlahan-lahan sehingga tubuh menyimpan kembali
energi secara bertahap dalam waktu yang lebih lama.
Apa yang terjadi bila yang dikonsumsi
adalah dari jenis karbohidrat sederhana? Tentunya kadar gula akan
melonjak dengan cepat, sehingga merespon insulin dalam tubuh kita untuk
naik dan selanjutnya tubuh menjadi lebih cepat menimbun lemak. Inilah
yang menjadi fenomena selama ini di masyarakat kita, bahwa setelah
berpuasa selama Ramadhan bukan tubuh ideal yang dicapai melainkan
peningkatan berat badan. Sekarang kita bayangkan bila setiap harinya
kita berbuka dengan menu es campur, kolak disertai kue-kue manis, atau
ditambah gorengan yang jelas mengandung lemak tinggi. Nah, berapa banyak
kita sudah menginvestasikan timbunan gula dan lemak di tubuh kita?
Untuk mengetahui makanan apa saja yang
mengandung karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana, dapat dilihat
berdasarkan indeks glikemik dalam makanan itu sendiri (www.glycemicindex.com).
Semakin tinggi indeks glikemiknya, maka semakin cepat tubuh merubah
makanan tersebut menjadi gula. Selamat mencoba!
sumber (yuni-redaksi GiziNet)
0 komentar:
Posting Komentar